BUDIDAYA KUDA LAUT







TEKNIK BUDIDAYA KUDA LAUT
  1. Jenis
Kuda laut yang dikenal dengan tangkur kuda atau naga laut dan dalam bahasa makasar disebut dundu merupakan salah satu jenis ikan yang sangat unik karena memiliki morfologi yang berbeda dibandingkan dengan ikan lainnya, terutama kepalanya yang memiliki monconng dan mirip kepala kuda., tetapi dilengkapi oleh organ yang identik dengan organ yang dimilki ikan . Kuda laut termasuk hewan mimikri yaitu memiliki kemampuan untuk berkamuflase atau berubah sesuai warna substrat dimana kuda laut itu berada. Warna dasar berubah –ubah dari dominant puth menjadi kunng tanah, kadang memiliki bintik –bintik atau garis –garis terang ataupun gelap, dimana perubahan tersebut tergantung pada intensitas cahaya.
Kelompok hewan ini dapat dijumpai hidup diberbagai habitat seperti padang lamun, terumbu karang, mangrove dan estuaria baik diperairan tropis maupun ugahari. Umumnya kuda laut hidup diperairan dengan kedalaman antara 1 – 15 meter. Musim penangkapan dilakukan oleh nelayan sepanjang tahun, musim dimana kuda laut melimpah adalah dibulan agustus sampai nopember.
Kuda laut merupakan hewan unik karena jantan yang melahirkan anaknya. Kuda laut betina menaruh telur-telurnya didalam kantong yang ada diperut jantan dan dibuahi. Lama sang jantan mengandung berkisar antra 10 hari sampai 6 minggu, tergantung pada spesies dan suhu perairan. Sekali kelahiran bisa mencapai 100 – 200 juwana kuda laut.
Jumlah spesies yang ditemukan di Indonesia 9 spesies, Philipina 7 spesies, Vietnam 7 spesies, Thailand 5 sepesies, dan Jepang 8 spesies. Sekitar 35 spesies kuda laut tersebar diseluruh dunia , antaralain di Amerika ditemukan 4 spesies, sepanjang pantai barat Afrika dan Eropa ditemukan 3 spesies, Laut Merah dan Laut India terdapat 10 spesies, dipantai Australia ditemukan 13 spesies, Indo Pacifik ada 6 spesies dan sekurang-kurangnya 11 spesies di Asia Tenggara.
Kuda laut hidup pada daerah sub tropis dan tropis , pada habitat karang ,soft buttom, sponges, alga, lamun, mangrove, dan estuaria, kedalama perairan antra 1 – 15 meter, ada juga yang ditemukan pada kedalaman 40 – 100 meter. H.kellogi ditemukan di Malaysia pada kedalaman 90 m . H. denese ditemukan dilau flores pada kedalaman 90 m ( Vancouver) . H.minotaur ditemukan di Australia pada kedalaman 100 m. H. barbauri ditemukan pada kedalaman 6 – 10 m di daerah terumbu karang. H. comes ditemukan pada kedalaman 15 – 50 m pada karang lunak.
  1. Persyaratan Budiaya
Karakteristik perairan yang cocok untuk budibaya kuda laut adalah kondisi perairan yang cendrung tenang, terlindung dari gelombang dan laut terbuka, perairan dangkal yang banyak terdapat rumput laut ( seaweed) ,mangrove dan lamun (seagrass).Selain itu kondisi perairan dengan suhu berkisar 29 – 31 C, oksigen terlarut 4,0 – 4,2 ppm, salinitas antara 30 – 32 ppt, pH 7,0 – 8,0, nitrat 0,522- 2,796 ppm, pospat 1,114 – 1,958 ppm dan amoniak 0,021-0,022 ppm.
  1. Pemeliharaan Induk.
Ideal untuk induk jantan dan betina minimal 10 cm dengan berat minimal 7 gr atau berumur lebih dari 8 bulan. Induk dipelihara dalam bak aquarium dengan diberi pakan berupa jembret (Mesopodoposis sp) dengan frekwensi 2 x sehari yaitu pagi dan sore hari. Dalam bak pemeliharaan juga dilengkapi dengan tempat bertengger (shelter) induk berupa karang mati, lamun buatan yang terbuat dari plastic dan tali yang dibentuk seperti pyramid dan dilengkapi dengan pemberat dari batu agar tenggelam didasar aquarium. Fungsi dari tempat bertengger adalah untuk tempat istirahat yang nyaman dengan cara melilitkan ekornya. Perbandngan induk jantan banding induk betina adalah 1 : 1, dengan kepadatan 20 – 30 ekor/ton dengan tidak memelihara lebih dari 4 ekor/100 liter air. Bak pemeliharaan diberi aerasi yang bergelembung halus dan penggantian air 50-80 % perhari.
  1. Pemadatan Gonad .
Gonad berkembang kembali 10 – 11 hari setelah memijah,tetapi di alam peroduks terjadi sepanjang tahun.
  1. Pemeliharaan Juwana
Larva yang keluara dari hasil penetasan telur disebut juwana. Juwana yang dihasilkan dari pembenihan dipelihara dalam bak dengan kepadatan 1000 – 1500 ekor/ton, apabila sudah berumur lebih dari 30 hari maka kepadatan nya 200-300 ekor/ton. Pakan yang diberikan pada juwana yang berumur 1-15 hari berupa Nauplli copepoda. Nauplii Artmia Salina baru diberikan setelah juwana berumur 14 hari dengan kepadatan 2 ekor/ml dan frekwensi pemberian 3 x sehari. Ke dalam bak pemelihara dapat juga ditambahkan fitoplankton dan jenis Tetraselmis dengan kepadatan 50-300 ribu sel/ml. Penambahan fitoplankton ini selain berperan penting untuk memperbaiki kualitas air juga berfugsi untuk pakan copepoda dan Artemia. Penggantian air dilakukan setiap hari mulai hari ketiga sebanyak 5 – 50 % sampai umur 30 hari.
  1. Pembesaran dalam Keramba.
Setelah mengalami fase kritis selanjutnya dipindahkan untuk dipelihara dalam keramba sampai ukuran pasar, dengan masa pemeliharaan selama 3 – 4 bulan. Keramba dibuat dari kain waring denga diameter 0,5 mm dengan rangka terbuat dari kayu ulin,bentuk empat persegi panjang yang berukuran : 4 x 2 x 1,2 m dan 4 x 1 x 2 m tergantung kebutuhan.
Agar keramba bergerak mengikuti naik turunnya air laut, maka dilengkapai dengan pelampung yang terbuat dari gabus dan jeregen. Selama pemeliharaan dilakukan pula pengukuran panjang dan berat setiap minggunya serta perhitungan tingkat kelangsungan hidup dan monitoring kualitas air.
  1. Nilai Ekonomis
Manfaat kuda laut adalah sebagai obat tradisional, ikan akuarium,cendramata dan makanan tonik. Obat teradisional cina (TCM) merupakan pasar terbesar untuk perdagangan kuda laut.
Kuda laut di ekspor dalam bentuk kering dengan harga yang relative mahal, masyarakat di Pulau Lantang Peo Kabupaten Takalar, Sulawesi selatan menjual dalam bentuk segar/hidup dengan harga Rp. 3000 /ekor, sedangkan dalam bentuk kering seharga Rp 500.000,- /kg.


Comments

Popular Posts